Sejarah Kecil “Petite Histoire” Indonesia Jilid I


Sejarah Kecil - perite histoire IndonesiaRosihan Anwar, Penerbit Buku Kompas,

Jakarta, 2004, 318 Halaman

Pelajaran sejarah, sebagaimana mata pelajaran lain bisa menjadi kesukaan, bisa menjadi membosankan bahkan bisa juga tidak memberi kesan apa-apa bagi seseorang.   Suka atau tidak suka dengan pelajaran tersebut, sejarah itu sendiri menjadi hal yang sepatutnya kita ketahui, apalagi tentang sejarah perjuangan bangsa. Bagi orang yang menyukai sejarah, hal tersebut tidaklah menjadi masalah. Bagi yang tidak suka sejarah dan terpaksa mempelajari sejarah karena suatu keharusan semasa sekolah, setelah tamat sekolah habis pula perkara tentang sejarah.

Maka dalam buku ini, Rosihan Anwar – dalam kata pengantarnya menjelaskan bahwa beliau bermaksud mengemas sejarah yang tidak melulu terdiri dari rangkaian tahun dan kejadian, tapi sejarah yang dirasakan hidup.

Di bagian awal buku ini, saya kembali mengumpulkan serpihan-serpihan kecil apa yang saya ingat tentang Timor Timur, yang dulunya pernah menjadi propinsi ternuda Indonesia. Sebuah daerah penghasil kayu Cendana-kayu yang harum baunya, tentang pemberontakan Fretilin dan lepasnya Timor Timur tahun 1998. Rosihan Anwar menuturkan sejarah Timor Timur, penjajahan Portugis di sana sampai menjadi sebuah Negara sebuah negara yang bernama Timor Leste dimana adalah sebuah perjalanan yang sangat panjang.

 Dibuku ini juga disinggung mengenai maluku, apa dan bagaimana pula rupanya pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS). Lalu cerita tentang Aceh, dari zaman kerajaan sampai pada masa yang tak kunjung dirundung perang. Juga tentang pahlawan perempuan yang gagah perkasa – Cut Nyak Dien. Daerah yang ditulis termasuk Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkuli, Banten, dan daerah lainnya.

Pak Rosihan juga menulis peristiwa serangan terhadap markas Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pimpinan Megawati pada tanggal 27 Juni 1996 yang mungkin menjelang pemilu tahun 2014 ini akan lebih sering disinggung-singgung lagi.

Benar seperti yang dijanjikan beliau, sejarah yang disajikan dalam buku tersebut didalamnya terkesan hidup. Sejarah-sejarah kecil mengingatkan kita mengingat-ingat sejarah yang besar. Penulis juga mengutip kisah-kisah kecil dalam literatur Belanda yang dianggapnya menarik. Karena dulunya kita bangsa terjajah, tidak heran kalau literatur-literatur yang ada dan menjadi referensi Sejarah yang kebanyakan dari penulis atau sejarawan Belanda. Wong kita dijajah! Semoga dimasa mendatang, banyak sejarawan-sejarawan kita yang menuliskan tentang sejarah bangsa sendiri. Menganai kegiatan kepenulisan, pers dan film diceritakan pada Sejarah Kecil “Petite Histoire”  Indonesia Jilid II.

Bagi penyuka sejarah, membaca buku ini akan menjadi tambahan referensi. Bagi yang “bermasalah” dengan sejarah, buku ini akan menyegarkan lagi ingatan. Walaupun nanti mungkin akan terlupa tentang tanggal dan kejadian, tapi tetap meninggalkan kesan. Terima kasih Pak Rosihan yang telah mengemasnya menjadi menarik, dengan rendah hati beliau masih mengatakan sebagai “bobot bulu ayam”.

***

*Rinrin*

2 comments

Silakan Komen di sini :-)